Masalah bangsa

Imam kami

Imam kami

Masalah bangsa dan Negara adalah himpunan dari berbagai masalah IPOLEKSOSBUDHAMKAMTIB yang satu sama lainnya saling terkait, terintegrasi. Masalah bangsa dan Negara tidaklah dapat diselesaikan hanya secara parsial, tetapi secara terintegrasi, terpadu menyeluruh. Pada pundak para pemerintah beserta jajarannya di segala bidang, legislative, eksekutif, yudikatif terletak tugas dan tanggungjawab untuk menyelesaikan masalah bangsa dan Negara, sehingga seluruh kekayan Negara-bangsa (sosial-ekonomi-alam) dipergunakan untuk kemakmuran rakyat, untuk mengatasi kemiskinan rakyat banyak.

Misalnya masalah pengangguran saling terkait dengan masalah pendidikan, masalah dana dan prasarana, masalah ksejahteraan rakyat banyak, masalah sumber daya alam (bumi, hutan, lautan), masalah sumber daya manusia, sikap mental masyarakat, pandangn hidup bangsa. Juga saling terkait dengan masalah kejahatan, masalah keamanan, masalah kerusuhhan, masalah penegkkan hukum, masalah keuangan Negara. Masing-masing masalah itu satu sama lain saling terkait (IPOLEKSOSBUDHANKAMTIB).

Para penyelenggara beserta jajaran berkewajiban dan bertanggungjawab mengupayakan menganalisa, merancang, merencanakan, melakukan sistim penyelesaian masalah secara terpadu, terintegrasi. Merumuskan, melaksanakan cara pengelolaan (DBMS) pencekalan penganguran, kemiskinan, kesusahan, keterbelakangan, korupsi secara terpadu dan berbasiskan data bernalisis kuantitatif matematis.

Tokoh-tokoh pengusaha semacam Yusuf Kalla, Aburizal Bakrie, Fahmi dris dan yang duduk di KADIN, Asosiasi Pengusaha, seyogianaya merintis, mempelopori mendidik, membina, mempekerakan para gelandangan, terlantar, pemlung, pengamen, pengemis, pengangguran, sehingga Indonesia bebas dari pada tuna karya. Aburizal Bakrie, orang terkaya se-Asia Tenggara dengan kekayaan sekitar Rp.84,6 triliun, pemegang saham PT Minarak Lapindo, diminta untuk berupaya mensejahterakan kehidupan rakyat korban aktivitas bisnis Lapindo, sekaligus diminta membangun kampus “kesejahteraan rakyat” di atas Lumpur lapindo (RAYAT MERDEKA, abu, 28 Mei 2008, halaman 9).

Tokoh-tokoh Islam yang duduk di badan eksekutif, legislative, yudikatif seyogianya mendakwahkan sistim politik, hukum, moral, budaya, ekonomi, sosial, militer Islam di kalangan mereka bertugas mewujudkan masyarakat adil makmur sejahtera. Menjelaskan cara Islam menghadapi, mengatasi kesenjangan sosial-ekonomi. Cara memahami fenomena alam dan fenomena sosial serta keterkaitannya satu sama lain. Antara kesalehan dan kemakmuran. Antara dosa dan bencana.

Para pakar seyogianya membaca, membahas, mengupas, menganalisis teori kemakmuran dari Adam Smith, Karl Marx, Maynard Keynes, Forbes Harrod, serta kemudian merumuskan menyusun teori kemakmuran bagi Indonesia. Amien Rais dengan bukunya “Selamatkan Indonesia” mencoba menyampaikan gagasan agar kekayaan alam Indonesia dapat digunakan untuk kesejahteraan, kemakmuran rakyat banyak Indonesia, bukan hanya terbatas untuk kemakmuran segelintir konglomerat dan pejabat.

(BKS0406130630)

Tinggalkan komentar

Filed under Tak Berkategori

Tinggalkan komentar