Monthly Archives: Agustus 2009

Pakar psikologi bicara tentang terorisme

Rasionalitas terorisme Tindakan teroris bukanlah tindakan irasional, melainkan rasional. Kerasionalan kelompok ini terlihat jelas dalam idealisme yang diperjuangkan. Saking rasionalnya, pemerintah menyerukan pencarian otak di balik serangan, bukan binatang di balik serangan. Aksi mereka memang sangat emosional, tetapi itu perlu dilihat sebagai frustrasi yang muncul dalam idealisme mereka. Dalam setiap aksinya, kelompok teroris selalu mempropagandakan perjuangan yang belum selesai atau aspirasi yang belum tersalurkan. Penyaluran itu dapat dipetakan dalam dua wilayah: nasional dan internasional. Isu terorisme internasional yang dikumandangkan Amerika Serikat telah menjadi bagian dari sikap masyarakat internasional terhadap terorisme. Karena itu, kelompok teroris pun bermain pada tataran yang sama. Sasaran utama mereka adalah memengaruhi kebijakan-kebijakan politis yang berskala internasional. Aksinya adalah membom Bali sebagai daerah pariwisata yang ramai dikunjungi wisatawan mancanegara. Terorisme sebagai kelompok Terorisme dapat dilakukan individu atau kelompok. Jika terorisme dilakukan kelompok, tidak perlu disangsikan bahwa tindakan mereka dilakukan secara purposif dan sistematis. Sebagai kelompok, terorisme mensyaratkan adanya sistem organisatoris dan hierarkis yang memiliki pemimpin dan yang terpenting adalah pengikut. Pemimpin kelompok teroris sangat bervariasi, mulai dari sangat ekstrover sampai pada sangat neurotis. Pemimpin yang ekstrover biasanya lebih tenang menjalankan aksinya karena toleransinya yang lebih tinggi terhadap ketegangan. Pemimpin tipe ini adalah pencari stres yang menjadikan kemarahan pemerintah dan publik sebagai sesuatu yang menyenangkan. Karena itu, perangkat secanggih apa pun bukanlah jaminan untuk meniadakan kegiatan mereka. Lebih penting daripada itu adalah kenyataan bahwa pemimpin organisasi hanya bisa menjalankan idealismenya lewat ketersediaan dana dan perekrutan tenaga kerja yang andal. Pengikut terorisme dapat dibagi menjadi dua kelompok: pengikut aktif dan pengikut pasif. Pengikut aktif bertugas dalam propaganda, hubungan publik, pemalsuan identitas, dan logistik; sementara pengikut pasif berada di luar kelompok dan berperan dalam perekrutan anggota. Karena itu, jalurnya menjadi tak sesempit yang kita duga. Dalam kelompok mana saja, selalu ada upaya untuk menciptakan kohesi, kepercayaan, dan konfirmitas kelompok. Khusus pada kelompok teroris, pelaksanaannya bisa dengan menyuarakan perasaan senasib dan solidaritas kematian anggota kelompok. Perasaan senasib berpengaruh besar bagi kepercayaan dalam kelompok; sementara kematian anggota dapat memperkuat kohesi kelompok karena reaksi emosional terhadap anggota yang hilang. Lebih jauh, rasa kehilangan ini akan meningkatkan konformitas kelompok. Dalam psikologi, ini disebut introyeksi terhadap obyek yang hilang. Efek krisis perkembangan Setiap psikolog akan sepakat bahwa tidak ada kepribadian teroris karena terorisme itu hanyalah instrumen untuk mencapai tujuan ideologis. Peran psikologi hanya berkutat pada kajian alasan-alasan psikologis yang mendorong seseorang ke arah terorisme. Cermatilah pelaku-pelaku bom bunuh diri itu! Mereka adalah pemuda-pemuda yang masih remaja atau dewasa awal. Ada apa dengan mereka? Mengapa mereka memisahkan diri dari masyarakat dan masuk ke dalam subkultur radikal seperti itu? Istilah lawan menunjukkan bahwa setiap perkembangan selalu disertai krisis yang harus dihadapi. Ketika menjalani tahap tertentu, setiap orang akan mengalami konflik yang, jika tidak diselesaikan, akan menghambat perkembangannya. Bentuk ekstrem kegagalan dalam membentuk jati diri adalah munculnya jati diri negatif, yaitu gambaran diri yang bertolak belakang dengan nilai-nilai yang diajarkan masyarakat. Dengan menerima jati diri negatif, seseorang berani melakukan apa yang dilarang masyarakat. Namun, bagaimana dengan rasa bersalah mereka? Sebenarnya mereka menyadari sepenuh hati penyimpangan itu, tetapi mereka memilih merepresinya atau menekannya ke alam bawah sadar. Kesadaran akan penyimpangan itu terobati tatkala mereka bisa menemukan orang-orang lain yang senasib. Setelah melebur dalam kebersamaan, ideologi kelompok bisa disuntikkan kepada mereka. Jadi, para teroris bukanlah robot-robot yang tidak berperikemanusiaan, melainkan manusia yang merepresi perikemanusiaannya. Produk keluarga Tampaknya kajian biografis para teroris di Indonesia perlu dilakukan untuk memahami dinamika psikologis yang melatarbelakangi tindakan mereka. Mereka sudah menampilkan diri sebagai pemuda-pemuda yang nekat dan tidak lagi mencintai kehidupan sehingga apa yang oleh Freud disebut thanatos (dorongan untuk mati) menjadi dominan. Para teroris bukanlah produk agama, melainkan produk keluarga. Semua agama mengajarkan kebaikan. Lalu, dari mana datangnya? Schmidtchen berpendapat banyak teroris berasal dari keluarga-keluarga yang menekankan pencapaian prestasi yang gemilang bagi anak-anaknya. Jika jati diri positif mustahil dicapai, anak-anak lebih suka diberi label �buruk�. Jika toh keluarga masih bisa menekan dan menyudutkannya, anak akan memilih untuk menjadi yang terburuk. Dengan begitu, dia tinggal menunggu jemputan orang lain yang senasib dengannya untuk menjadi bagian dalam subkultur radikal. Akhirnya, sambil menantikan hasil kerja intelijen dalam mengungkap pelaku terorisme, kita secara aktif dapat mengupayakan pencegahan. Efek psikologis yang sekarang muncul bukan hanya bahaya fisik yang menakutkan, tetapi juga bahaya dari gambaran mental yang dibuat masyarakat tentang terorisme. Inilah dampak psikologis jangka panjang yang parah bagi masyarakat sekaligus menjadi kesenangan bagi kelompok teroris. Betapa tidak, masyarakat kita mulai mengidap kecemasan, disorientasi hidup, dan ketidakberdayaan yang tercermin dalam kondisi paranoid tatkala bepergian. Sudahkah masyarakat kita berkembang menjadi insane society atau mungkin society yang semakin insane? Mari membendungnya dengan mempropagandakan gerakan kembali pada cinta dan perhatian pada anak-anak yang tumbuh dan berkembang dalam keluarga. YF LA KAHIJA Pengajar pada Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Semarang Sumber: Kompas Cyber Media KOMPAS, Sabtu, 8 Oktober 2005, hal 38

Tinggalkan komentar

Filed under Tak Berkategori

Iman pada Takdir

Iman pada Takdir

(Program, Takdir, Ketentuan Allah)

Usaha, ikhtiar, do’a manusia merpakan input, masukan ke dalam program, takdir, ketentuan Allah. “Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaannya yang ada pada diri mereka sendiri” (QS 13:11). “Sesungguhnya Alla sekalkal tidak aan merubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkanNya kepada satu kam, hingga kaum itu merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri (QS 8:53). “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia” (QS 30:41)\

Hasil usaha, kekayaan, rezeki, mukjizat manusia sudah deprogram, ditakdirkaan, ditentkan Allah sejak awal. “Dan Allah melebihkan sebahagian kamau dari sebaagian yang lain dalam hal rezki” (QS 16:71). “Allah meluaskan rezki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki” (QS 16:71). “Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian mereka atas sebagan yang lan” (QS 2:253).

Disebutkan bahwa segala sesuatu yang telah terjadid di dunia ini sudah ditetapkan, ditentukan, ditakdirkan, diprogramkan Allah. “Dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan ditulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahafuzh)” (QS 6:59). “Tiada suatu bencaa pun yang menmpa dib mi dan tidak (pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis daam kitab (Lauh Mahfuzh)” (QS 57:22). “Dan tidak ada yang lebih kecil dan yanglebih besar, melainkan tercatat/tersebut dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)” (QS 10:61, 34:3). “Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh)” (QS 36:12).

Disebutkan juga bahwa semua yang ditakdirkan tak dapat ditolak, tak dapat dihentikan oleh siapa pun dan dengan cara apa pun. “Hai hambaKu. Andaikan dikmpulkan semua kekuatan manusia dan jn dahulu kala hingga akhir zaman nanti untuk menentang kekuasaanKu, maka sedikitpun kekuasaanK tidak bergeser” (Hadis Qudsi riwaat Muslim dari Abidzar dalam “Mutiara Hadits Qudsi”, oleh A Mudjab Mahali, 180:25). “Ketahuilah olehmu, sekiranya umat manusia sepakat hendak memberi manfa’at kepadamu, niscara tak akan sampai sesuatu juapun dari padanya, melainkan apa yang telah ditetapkan Allah lebih dahulu. Demikian juga sekiranya mereka itu sepakat pula hendak membahayakan kamu, tak akan sampai bahaya itu melainkan menurut apa yang telah ditetapkan Allah terlebih dulu (HR Tirmidzi dari Abdullah bin Abbas dari “Riadhus Shalihin” Imam Nawawi, pasal “Muraqabah, Kewaspadaan, Pengawasan”).

Tak ada yang mampu mencegah Hulaghukhan dan pasukannya memporak porandakan Irak, mencegah ush dan pasukannya menghancurleburkan Irak, mencegah Israel meumpahkan darah Palestina.

Arah takdir dapat diamati, dideteksi. “Orang yang bakal beruntung, maka diringankan untuk berbuat amal yang menuntungkan, sebaliknya orang yang celaka, maka diringankan untuk berbuat amal yang membinasakan” (HR Bkhari, Muslim dari Ali, daam “AlLukLuk wal Marjan” Muhammad Fad Baqi, pasal “Kitab Qadar”, hadis no.1697).

Ramalan, prediksi berdasarkan pada fenomena alam, fenomena sosial ang merupakan snnatullah (proses sebab akibat, if cnditio) yang diketahui oleh para ahl lm alam/ilmu sosial) bkanlah ramalan terhadap perkara ghaib seerti yang dilakukan oleh ara kahin, ahli nujum, para normal.

Menelamatkan diri dari kondisi yang diperkirakan, diramalkan, diprediksi akan menyengsarkan haruslah dilakukan. Dan bukan membiarkan diri tidak mengantisipasinya dengan dalih sabar. Ada satu ungkapan yang berasal dari umar bin Khatthab : Lari dari suat takdir ke takdir yang lain.

Yang tertindas, yang mendapat Andaman, yang diintimidasi, yang diteror, ang terancam keamanan/keselamatan dirinya haruslah berbuat, jika perlu mengungsi, meninggalan negeri pindah ke negeri lan. “Bukankah bumi Allah itu luas, seingga kamu dapat berhijrah dib mi itu ?” (QS 4:97).

Sudah berabad-abad mat Islam di Filiina Selatan, di Patani, di Kashmir, di Singkiang dan lan-lain tertindas oleh bangsa sendiri. Juga mat Islam di Palestina tertindas ole bangsa asng Israel. Namn semuanya tak ada ayang berupaa berhijrah, mengungsi, membentuk pemerintahan di pengasingan. Apakah karena disebutkan bahwa “Tidak ada hijrah lagi setelah Fath Makkah”. Atakah karena kini ta ada lag tanah ang bebas, semuanya sudah dikaelingi ? Ataukah karena tak ada negara ang mau menerima mereka ? Aaukah karena “ukhwah Islamiyah”, “ummat kal asadil wahid” itu hanya tinggal sebagai Das Sollen (harapan, impian, slogan, semboyan), hanya ada dalam kitab, tak terwujud sebagai Das Sein (kenataan).

Dalam menghadapi takdir yng sedang terjadi, berbuatlah sesuai dengan kemauan dan kemampuan yang dimiliki. Menghadapi kebakaran, padamkalah walau dengan segelas air sekali pn. Mengadapi peperangan, padamkanlah wala dengan lemparan sebelah sepatu seal pun.

(BKS0901021000)

Memahami Takdir

“Sekali-kali kamu tidak akan mendapat pergantian bagi sunnatullah. Dan sekali-kali tidak pula akan menemukan penyimpangan bagi snnatullah itu” (QS 35:43).

“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (QS 13:11). Man proposes, God disposes.

“Bagi orang yang pemurah dan bertakwa dan membenarkan adanya suraga, akan Kami (kata Allah) berikan kemudahan kepadanya (menuju surga). Sedangkan bagi orang yang bakhil dan berdosa dan mendustakan adanya surga, akan Kami berikan kesukaran kepadanya (menuju surga) (QS 92:5-1).

“Bila kalian mendengar bahwa di suatu tempat berjangkit penyakit menular, janganlah kamu pergi ke tempat itu, dan jika di tempat kamu tinggal telah bejrangkit penyakit menular, maka janganlah kalian meninggalkan tempat tinggamu karena melarikan dri dar wabah penyakit menular itu” (HR Bukhari, Mslim dari Usamah bin Zaid, dalam “AlLukluk wal Marjan”, Muhammad Fuad alBaqi, Bab : Wabah tha’un, dedukunan dan merasa sial dengan sesuatu).

Raslullah pernah) ditanya : “Apakah sekarang ini sudah diketahi mana ahli sorga dan ahli neraka ?”. Jawab Rasulullah : “Ya”. Ditana lagi : “Lalu untuk apakah orang beramal ?”. Jawab Rasulullah : “Tiap orang beramal untuk apa yang telah dijadikan Allah bagnya (untuk mendapai apa yang dimudahkan oleh Allah baginya) (HR Bukhari, Muslm dari Inan bin Hshain, dalam “AlLuklk wal Marjan”, Muhammad Fuad aBaqy, Kitab adar (Takdir/ Ketentuan Allah).

Rasulullah bersabda : “ Tiada seorangpun dari kalian, bahkan tiada suatu jiwa manusia melainkan sdah dientka tempatnya di sorga aa neraka, bernasib baik atau celaka”. Seseorang sahabatnya bertanya : “Ya Rasulullah, apakah tidak lebih baik kita menyerah saja (nattakil) pada ketentuan itu (kitabna) dan tidak usah beramal, maka jika untung akan sampai kepadanya keuntungannya, dan bila celaka maka aan sampai pada binasanya”. Rasulullah menjelaskan : “Adapun orang yang bahagia (beruntung) maka diringakan (sayashiru) untuk mengamalkan perbuatan ahli sa’adah (bahagia), sebaliknya orang yang celaka maka diringankan untuk berbuat segala amal yang membinasakan” (HR Bukhar, Muslim dari Ali, dalam “Matan Shahih Buhari”, Kitab alJanaiz, Bab : “Mau’izhah al muhaddats ‘inda alqabri wa qu’ud ashshabih haulahu”, dan dalam “Tafsir Ibnu Katsir”, jilid IV, hal 18, re tafsir ayat QS 92:5-10 ?.

Menurut Yahya bin Ya’mur, orang ang ertama kal berbicara tentang qadar di Basharah adalah Ma’bad alJuaini, lalu ia (Yahya bin Ya’mar) dan Humaid bin bdurrahman alHimyari (Syaikh Abdurraman Hasan Alu Syaikh : “Fathl Majid”, 2007:922, Bab Mereka yang mengingkar Qadar (Takdir)”.

Allah menentukan sesuatu atas kehendakNya, tidak ada yang dapat mempengaruhinya. Takdir llah tidak dipengaruhi oleh kemauan manusia. Namun demikian, Allah membuka kesempatan bagi manusia untuk berdoa dan memohon kepadaNya. Manusia hanya tahu apa yang telah terjadi dan dialaminya, akan tetapi ia tidak tahu apa yang akan terjadi di masa dating. Segala sesuatu yang terjadi, tidak ada yang diluar kehendak Allah, tidak ada sesuatu yang terjadi secara kebetlan (Prof Dr Zakiah Dradjat : “Takdir Allah”, REPUBLIKA, 26 Desember 1995, “Hikmah”).

Mensyukuri nikmat Allah. Pertama dengan menyadari bahwa nikmat, rahmat Allah yang diterima tidak terhingga banyaknya. Kedua dengan mematuhi, mengikuti ketentuan Allah dalam menggunakan semua nikmat, rahmat Allah yang diterima (Prof Dr Zakiah Dradjat : “Syukur nikmat”, REPUBLIKA, 19 Januari 1996, “Hikmah”).

(BKS0802072045)

Belajar memahami maunya  Allah

(Belajar membuka tabir rahasia ilmu dan kehendak Allah)

“Dan Aku (kata Allah) tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu” (QS 51:56).

“Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat (saja), tetapi Allah menyesatkan siapa yang dikehendakiNya, dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakiNya” (QS 16:93).

“Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat” (QS 11:118).

“Sekiranya Allah menghendaki, niscaa kamu dijadikanNya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberianNya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan” (QS 548).

Seluruh malaikat yang dciptakan Allah mengabdi kepadaNya (QS 2:1). Namun manusia yang diciptakan Allah hanya sebagian kecil yang mengabdi kepadaNya. Padahal semuanya itu diciptakan Allah untuk mengabdi kepadaNya (QS 51:56).

Allah Maha Kuasa. Allah bisa menciptakan  dunia in seperti sorga, aman, tenteram, damai, sentosa, sejahtera. Tapi Allah menghendaki agar manusia itu aktif bergerak dnamis, kreatf menciptakan keamanan, ketenteraman, kesentosaan, kesejahteraan di dunia ini, bukan bersikap statis, pasif, apatis. Dunia ini diciptakan Allah untuk perjuangan, bukan untuk bersenang-senang. Hasilnya dipetik nanti di akirat.

Allah Maha Kuasa. Kuasa merubah sikap mental namruz, Fir’aun, Penguasa Romawi, Abu Lahab dari syirik ke tauhid, dari zhalim ke adil. Namun Allah tak melakukan itu. Ia mengutus utusanNya Ibrahim, Musa, Isa Muhammad saw untuk melakukan tugas itu. Namun semua utusanNya tak berhasil merubah sikap  buruk mental mereka itu.

Allah memberikan kerajaan kepada orang yang Ia kehendaki dan Ia cabut kerajaan dari orang yang Ia kehendaki. Ia muliakan orang yang Ia kehendaki, dan Ia hinakan orang yang Ia kehendaki (QS 3:26).

Allah Maha Kuasa. Kuasa memberikan kekuasaan kepada Ibrahim, Musa, Isa, Muhammad. Tapi Allah tak memberikan kepada mereka. Allah memberikannya kepada Namruz, Fir’aun, Penguasa Romawi, Abu Lahab.

Allah Maha Kuasa. Kuasa menyelamatkan Ibrahim dari api unggun, menyelamatkan Yunus dari santapan ikan. Kuasa menyelamatkan Ayub dari penyakit, menyelamatkan Zakaria dari gergaji, menyelamatkan Muhammad senjata Quraisy pada perang Uhud. Namun Allah membiarkan Ayub menderita sakit, membiarkan Zakaria kepalanya digergaji penguasa Romawi, membiarkan Muhammad kena lemparan senjata kafir Quraisy.

Allah menyediakan sorga dan neraka. Ini berarti Allah menghendaki mada manusia yang baik saleh, yang akan menjadi penghuni sorga, dan ada manusia ang jahat, taleh, yang akan menjadi penghuni neraka. Oleh karena Allah itu Maha Kuasa, maka Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuatNya, dan merekalah yang ditanyai” (QS 21:23).

Disebutkan bahwa yang mencoba membuat seperti buatan Allah adalah oang zhalim (HR Bukhari, Muslim dari Abi Hurairah, dalam “Riadhus Shalihin”, Imam nawami, “Haram menggambar binatang”. Yang membuat gambar akan disiksa Allah di hari kiamat, dan diperintahkan supaya menghidupkan yang digambarnya” (HR Bukhari, Muslim dari Ibn Umar, idem, simak juga “Fathul Majid” Syaikh Abdurrahman, 2007:928, Bab : “Para Perupa Makhluk Bernyawa”).

Allah Maha Kuasa. Apakah Allah merasa tersaingi oleh manusa yang membuat gambar ? Apaah Allah merasa perlu menunggu sampai hari kiamat untuk menghukum ang membuat gambar ? Apaka Allah merasa tak perlu untuk segera mencegah agar tak sampi mereka itu membuat gambar ?

Malaikat menyaksikan bahwa makhluk yang diciptakan Allah, yang satu memangsa yang lain. Yang satu menumpahkan darah ang lain. Yang satu mersak yang lain. Homo homini lupus. Padaal mereka (malakat) itu senantiasa bertasbih memuji mensuscikan Allah. Namun Allah tak menyangkal yang disaksikan aaikat itu, karena Allah punya padangan lain, “Ia Maha Mengetahui”.

Ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat : “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata : “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan”. Tuhan berfirman : “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui” (QS 2:30).

Dari ayat tersebut dipahami bahwa Allah tak menginginkan suasana damai, aman, tenteram, sentosa, tapi suasana homo homini lupus, yang satu memangsa yang lain.

Emha Ainun Nadjib menulis : Untunglah, kata sejumlah orang mulia yang cerdik cendekia : Allah sendiri itu Maha Humor. Sudah enak-enak hidup sendiri, kok bkn macam-macam makhluk anglucu-lucu begini. Apa Dia kesepian. Adam sudah nyaman-nyaman di srga, dibiarkan tercampak ke bumi. Kok luc. A Qldi saja kk ndak boleh dmakan. Mbok, ya bar. Apa sih ruginya han kehlangan sebji Qldi ? Mbok biarkan Adam kawin sama awa di surga, pengantn dan pesta sampai anak turnannya sekarang ni. Kenapa makhluk-makluk itu harus menunggu terlal lama untuk memperoleh kesempatan bercengkerama mesra denganNa. Lucu. Pakai bikin Iblis-Setan segala “Surat Kepada Kanjenga Nabi”, Mizan, Bandung, 1997:182, dari SUARA MERDEKA, 25 September 1992). Jawaban semuana itu terkandng dalam Ak mengetahui apa yang tidak kamu ketahui” , QS 2:30).

(BKS0801280645)

Bagaimana memahaminya ?

1 Untunglah, kata sejumlah orang mulia yang cerdik cendekia : Allah sendiri itu Maha Humor. Sudah enak-enak hidup sendiri, kok bikin macam-macam makhluk yang lucu-lucu begini. Apa Dia kesepian. Adam sudah nyaman-nyaman di surga, dibiarkan tercampak ke bumi. Kok lucu. Buah Quldi saja kok ndak boleh dmakan. Mbok, ya biar. Apa sih ruginya Tuhan kehilangan sebiji Quldi ? Mbok biarkan Adam kawin sama Hawa di surga, pengantin dan pesta sampai anak turunannya sekarang ini. Kenapa makhluk-makhluk itu harus menunggu terlalu lama untuk memperoleh kesempatan bercengkerama mesra denganNya. Lucu. Pakai bikin Iblis-Setan segala (“Surat Kepada Kanjeng Nabi”, Mizan, Bandung, 1997:182, dari SUARA MERDEKA, 25 September 1992). Jawaban semuanya itu terkandung dalam “Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui” , QS 2:30).

2 Penting pulakah Anda menanyakan kenapa Tuan, melalui Nabi Ibrahim, menentukan Ka’bah didirikan di tempat itu ? Adakah karena kebetulan saja kampung Ibrahim memang disitu ? Kenapa pula Tuhan menentukan Ibrahim lahir di negeri dan tanah itu, dan tidak di Timor Timur misalnya ? Bakan kenapa pula seluruh nabi hanya muncul di Timur Tengah ? Kenapa tak dibagi : Cina punya satu nabi, India punya satu nabi, Jawa punya satu nabi, dan seterusnsya ?  Ini pertanyaan bukan untuk “menggugat” Tuhan, melainkan justru untuk membuka pintu rahasia ilmu dan kehendakNa (idem, hal 118, dari SUARA MERDEKA, 18 Juli 1992).

3 Barangkali saja kehidpan memang memiliki watak dn gayanya sendiri : manusia hidup dalam berbagai perbedaan, pertentangan, bahkan kepentingan. Seolah-olah Tuhan sengaja mentakdirkan seseorang menjadi kaya, sementara yang lain melarat, semelarat-melaratnya. Seseorang bisa memiliki sekaligus ratusan perusahaan, yang diperoleh dengan wajar, professional, maupun melakukan bocoran-bocoran birokratisme dan nepotisme, sehinggga setiap saat bisa disewanya seribu pesawat untuk dinaikinya sendirian. Sementara seorang yang lain memeli ratusan map dan kertas surat lamaran kerja yang bertahun-tahun tak didterima oleh kantor perusahaan manapun. Atau membanting tulang daging sehari penuh untuk beberapa ratus rupia (idem, hal 58, dari SUAA MERDEKA, 30 Oktober 1991).

4 Amir Hamzah menggambarkan betapa tak berdayanya, tak mampunya manusia dalam menghadapi kehendak/kekuasaan Tuhan. Manusia dilukiskan seakan-akan hanyalah merupakan permainan belaka, seumpama golek (boneka) dalam permainan wayang untuk menghibur (menyenangkan) sang dalang (Drs Samaun : “Napas Ketuhanan Dalam Puisi Indonesia Modern”, dalam GELANGGANG Sastera, Seni dan Pemikiran, No.2, ahun I, 1967, hal 11).

5 Salah satu dari ucapan Jaham ibnu Shafwan – pemimpin Jabariyah – adalah sebagai berikut : Manusia tidak mempunyai kodrat untuk daapat berbuat sesuatu, dan ia tidak mempunyai “kesanggupan”. Dia hanya terpaksa dalam semua perbuatannya. Dia tidak mempunyai kodrat dan ikhtiar, melainkan Tuhanlah yang menciptakan perbuatan-perbuatan pada dirinya. Dia adalah laksana sehelai bulu yang terkatung-katung di udara, bergerak ke sana-sini menurut hembusan angina (Prof Dr A Syalabi : “Sejarah dan Kebudayaan Islam”, Pustaka alHusna, Jakarta, 1993, jilid II, hal 379).

6 Allah kasih manusia rejeki menurut kemasshlahatan mereka. Ia mengkayakan orang yang memang layak memiliki kekayaan. Dan memiskinkan orang yang memang berhak menjadi orang miskin. Allah lebih tahu apa yang bermashlahat bagi manusia, dan yang tdak bermashlahat bagi mereka (PANJI MASYARAKAT, Jakarta, No.537, dari AlLiwa alIslam).

(BKS9801291345 sentto SUARA MUHAMMADIYAH Yogyakarta)

Menghadapi musibah

Rasulullah saw menyampaikan “Peliharalah perintah Allah, engkau dapatkan Allah didepanmu. Kenalkan dirimu kepada Allah pada waktu senang, niscaya Allah mengingati pada waktu kamu dalam kesukaran. Ketahuilah bahwa sesuatu yang terlepas darpadamu tidak akan mengenai kamu, dan yang menjadi bagianmu tidak akan lepas daripadamu. Ketahuilah bawa kemenangan itu beserta kesabaran, dan kegembiraan itu sesudah kesusahan, dan tiap ada kesukaran akan ada kelapangan (HR Tirmidzi dari Abdulla bin ‘Abbas, dalam “Riadhus Shalihin” Imam Nawawi, Pasal Muraqabah).

“Rajin-rajinlah mengerjakan apa-apa yang berguna dunia akhirat, dan selalu minta bantuan kepada Allah, dan jangan lemah. Jika kau terkena sesuatu, jangan sekli-kali mengatakan “andaikan saya berbuat begini niscaya terjadi begini”. Seharusnya kau berkata “Telah ditakdirkan Allah, dan Allah berbuat sekehendakNya” (HR Muslim dari Abi Hurairah, dalam “Riadhus Salhin”, Imam Nawawi, Pasal Mujahadah).

Dalam menghadapi apa yang disebut dengan teror bom, seharusnsya mengucapkan “Telah ditakdirkan Allah, dan Allah berbuat sekehendakNya”.

Penguasa searusnya menenangkan rakyatnya agar tak resah, gelisah. Mengajak rakyat agar mempercayakan urusan keamanan kepada aparat keamanan. Memerintahkan aparat keamanan agar segera bertindak mengembalikan keamanan. Mengajak korban hidup dan keluarga korban agar bersabar, dan meningkatkan kepercayaan akan kekuasaan dan takdir Allah swt. Mengajak para ahli untuk mengkaji apa sebenarnya yang menjadi motif dari pelaku terror bom, sehingga mereka tak pernah kapok/jera. Dan apakah mereka bisa diajak berbicara baik-baik ? Apakah perlu mendengarkan suara nasehat, advis dari pihak asing ?

(BKS0907180715)

Tinggalkan komentar

Filed under Tak Berkategori

Teroris dan pencegahannya

Teroris dan pencegahannya (Siapa yang teroris ? Siapa yang otaknya dicekoki ?)

Semula stigma teroris itu disandangkan kepada kelompok MERAH, kelompok Marxis, kelompok kiri yang meresahkan kapitalis. Kini stigma teroris disandangkan kepada kelompok Islam yang meresahkan kapitalis. Organisasi teroris ekstrim kiri Italia, Brigade MERAH (Brigate Rossa) diresmikan berdrinya pada 1970. Pendirinya Renato Curcio dengan membentuk kelompok diskusi berhaluan kiri. Kelompok teroris sayap kiri Jerman Barat, Sempalan Tentara MERAH (Rote Armen Fraktion), Baader-Meinhof berdiri pada 1968. Pemimpinnya Andrea Baader (1943-1977) dan Ulrike Meinhof (1934-19986). Orgaisasi Pembebasan Palestna (Munazzarat atTahrir Filistiniyah), PLO berdiri pada 1964, bertujuan menciptakan negara Palestina yang sekuler dan demokrasi, dengan usaha menyingkirkan Israel. Tentara MERAH Jepang (Sekigunbu) dibentuk pada 21 Oktober 1961 oleh mahasiswa Universitas Kyoto dan Universitas Meiji. Dipimpin oleh Tokaya Shiomi dan Fusako Shigenobu. Teroris legendaries dari Venezuela, Illich Ramirez Sanchez yang popular disebut Carlos adalah orang kaya. Carlos pernah kuliah di Moskwa. Ia meninggalkan kemewahan, mati-matian berkiprah dalam dunia terorisme. Begitu juga later belakang anggota kelompok Baader-Meinhof di Jerman Barat, Brigate Rose di Italia, atau Sekigun di Jepang. Para analis seperti Anthony Storr menyatakan, pelaku terror umumnya penderita psikopat agresif, yang kehilangan nurani, kejam dan sadistis. Kelompok psikopat agressif bisa melakukan terror sekedar untuk terror, terror qua terror, menciptakan sensasi dengan kekejaman. Kaum anarkis, nilistis, dan revolusisoner melakukan terror untuk mengubah tatanan dunia yang penuh ketimpangan dan ketidakadilan. Penganjur utamanya adalah tokoh Rusia dari abad ke-19, Mikhail Bakunin. Mereka ingin menghancurkan dunia yang ada dan menggantinya dengan tatanan baru yang penuh keadilan (KOMPAS, Sabtu, 18 Juni 2009, hal 3, “Teror Puncak Kekerasan”). Filosof Barat, Joseph Pierre Proudhon mencetuskan revolusi kiri dengan kredonya “Destruam et aedificabo. Hancurkan lalu bangun” (SABILI, No.01, Th.X, 25 Juli 2002, hal 35, “Saatnya Revolusi Islam”). Menurut Tan Malaka, revolusi itu hanya bisa timbul pada saat krisis, pada saat adanya pertentangan, pertempuran, pergolakan antara Orde Yang-Lama yang tak sanggup lagi mengatur, dan Orde Yang-Baru, yang sudah sanggup berkorban sebesar-besarnya (“Dari Penjara ke Penjara”, III, 1948:34). Ada yang membunuh dan yang terbunuh masuk neraka. “Jika ada dua orang muslim berhadapan dengan pedang masing-masing, maka yang membunuh dan yang dibunuh keduanya dalam neraka”. Sesungguhnya yang terbunuh juga berniat akan membunuh lawannya (HR Bukhari, Muslim, dalam “alLukluk wal Marjan” Muhammad Fuad Abdul Baqy, hadis no.1238, “Riadhus Shalihin” Imam Nawawi, Pasal “Niat Iklas”. Ada yang membunuh dan yang terbunuh masuk surga. “Allah tertawa pada kedua oang, yang satu membunuh yang lain dan keduanya masuk surga. Yang pertama berperang fi sabilillah lalu terbunuh, kemudian yang membunuh diberi tobat oleh Allah, lalu berjihad, sehingga terbunuh mati syahid” (HR Bukhari, Muslim dari Abu Hurairah, idem, hadis no.1834, idem). Pelaku jihad (be a good Moslem or die as syuhada) dipandang sebagai orang-orang bodoh yang sudah dicuci otaknya, mengalami brainwashing sehingga mudah percaya akan imng-iming bidadari di surga (Simak pandangan sinis dari orientalis Amerika Serikat, Washington Irving, yang sangat benci terhadap Islam, yang dijadikan acuan, dalam “Sejarah Hidup Muhammad” Muhammad Husein Haekal, terbitan Tintamas, Jakarta, 1984:693). Mayoritas teroris yang tetangkap polisi berasal dari Jawa, “besar dan matang” dalam lingkungan Jawa. Mereka akan ngamuk jika terus-menerus didesak adan diinjak. Ini salah satu karakter dari Werkuduro (Bima), Pandawa Lima. Mereka sudah tak punya pilihan ngalah dan ngalih. Satu-satunya pilihan, mereka harus ngamuk, perang habis-habisan melawan AS, dengan melakukan pengeboman bunuh diri (suicide bombing). Bagi mereka, penjajah Rusia dan Amerika adalah orang kafir yang harus diperangi. Penjajah Amerika sangat kuat dan punya outlet-outlet ekonomi dan budaya. Outlet-outlet ini harus dihancurkan. Bagi mereka, Islam itu harus tegak dengan label Islam lengkap dengan atributnya (H Bambang Pranowo : “Orang Jawa Jadi Teroris”, SEPUTAR INDONESIA, Sabtu, 23 Juni 2007, hal 6). Hewan, sekecil apapun, bila kehidupannya terancam, akan melakukan tindakan perlawanan apa pun yang bisa ia lakukan. Manusia pun, bila kehidupannya terancam akan melakukan tindakan perlawanan apa pun yang bisa ia lakukan. Mereka-mereka yang diklasifikasikan, dikategorikan sebagai teroris, sebagai pelaku teror bom, karena diteror, diintimidasi, diuber-uber, dikejar-kejar terus menerus, akan melakukan tindakan perlawanan apa pun yang bisa ia lakukan. Teror bom, bom bunuh diri hanyalah salah satu aksi perlawanan yang ia lakukan, karena kehidupannya sudah sangat kritis, sangat terancam kelangsungannya. Pertumpahan darah merupakan fenomena (alam dan sosial) yang diprogramkan Allah sejak awal (simak QS 2:30). “Allah telah mentakdirkan dan apa yang dikehendakiNya” (HR Muslim dari Abi Hurairah, dalam “Riadhus Shalihin” Imam Nawawi). “Allah menghendaki, tak ada kekuatan selain dengan Allah” (QS 18:39). Keras lawan keras, teror kontra teror tidak akan menyelesaikan masalah. Kutuk-mengutuk pun tak akan menyelesaikan masalah, bahkan akan memperparah keadaan. Kekerasan melahirkan kekerasan (Yudi Latif : “Terorisme : Anak kandung Kekerasan”, KORAN TEMPO, Sabtu,, 12 Agustus 2003, hal 6). Para ahli dan praktisi ilmu sosial seyogianya urun rembuk menemukan solusi bagaimana caranya agar mereka-mereka yang dituding sebagai dalang teroris tidak lagi terancam kehidupannya, dan segera meninggalkan aktivitasnya yang berhubungan dengan bom-membom. Para ulama, kiyahi, ajengan, ustadz, da’i, muballigh secara berjama’ah mengkaji Qur:an dan Hadits, menemukan solusi Islam bagaimana caranya agar mereka-mereka yang dituding sebagai dalang teroris tidak terancam kehidupannya dan segera meninggalkan aktivitasnya yang berhubungan dengan bom-membom. Seyogianya MUI pro aktif menjelaskan secara rinci tentang masalah jihad, baik secara lisan maupun secara tulisan. Menyusun buku referensi, maraji’, rujukan tentang jihad. Dalam konteks masa kini, sebenarnya siapa saja yang bisa dikategorikan, diklassifikasikan sebagai musuh, lawan Islam dan kaum Muslimin. Dan bagaimana pula seharusnya sikap umat Islam dalam menghadapi musuh, lawan tersebut. Serta bagaimana pula menyikapi pandangan sesama Islam yang berbeda. Model pencegahan teroris menurut mantan Komandan Densus 88, Suryadarma Salim adalah dengan memperlakukan mereka sebagai warganegara (Tayangan TVOne, Rabu, 22 Juli 2009, 0700-0800, 2000-2100). Diperlukan penegakan keadilan dan HAM. Memberikan mereka pekerjaan, kata AM Hendrprioyono, mantan intelijen. Menurut para purnawirawan TNI AD, masalah penyelesaian terorisme haruslah secara lintas sektoral (Kilas Berita Liputan 6 SCTV, Kamis, 6 Agustus 2009, 12.00). Dulu diisukan komunis merupakan bahaya laten. Kini diisukan Islam Wahabi merupakan biang teroris (Simak pernyataan AM Hendropriyono, dalam wawancara dengan Karni Ilyas d TVOne, pada Rabu, malam Keis, 29 Juli 2009). Karena mereka yang dicap sebagai teroris itu kebanyakan merupakan alumni Pondok Pesantren AlMukmin Ngruki Solo, maka kini kembali giliran Ustadz Abu Bakar Baasyir dijadikan sasaran tembak, di samping Noerdin M Top. Apa yang dinamakan terror oleh George Bush, Tony Blair, John Howard dan pendukungnya adalah aksi kontra terror, aksi menantang, melawan anti terorisme. Aksi anti terorisme ini dilakukan oleh pendukung Palestina Merdeka. Sedangkan aksi teror dlakukan oleh pendukung Zionisme Israel. Slama tindakan brutal dilakukan oleh Zionis Israel dan pendukngnya terhadap Palestina Merdeka, maka aksi anti terorisme akan tetap dilakukan ole pendukung Palestina Merdeka. Aksi anti terror hanya dapat dihentikan, bilamana Amerika Serikat dan sekutnya berhenti mendukung kebrualan Zionis Israel, tak membiarkan Zionis Israel berbuat semena-mena terhadap Palestina Merdeka. Aksi anti terror tak dapat dibasmi dengan dengan menyingkirkan Taliban, AlQaaeda, Osama bin Laden, Hambali, Imam Samudera, Saddam Husein, dan lain-lain. Amerika Serikat dan sekutunya memandang bahwa dengan melenyapkan mereka itu persoalan selesai. Ternyata semakin banyak aksi anti terror ditumpas, semakin marak aksi anti terror. Pelaku terror itu sekuler, sangat kejam dan berani, sekjaligus juga pengecut. Pelaku terror tak kenal Tuhan, akhirat dan moral. Pelaku terror takut mati. Pelaku jihad syahid) kenal Allah, akhirat dan akhlaq Pelaku jihad (syahid) siap mati. Pembunuh ada yang ahli surga dan ada pula yang ahli neraka. Begitu pula korban pembunuhan ada yang ahli surga dan ada pula yang ahli neraka. Catatan : Selama kaum Muslimin belum memiliki kekuasaan politik secara riil, apa saja yang dilakukan oleh kaum Muslimin, baik secara perorangan (infardiah) dan secara kolektif (berjama’ah) ? Dan apa juga kaum Muslimin melakukan upaya-upaya untuk memiliki kekuasaan politik secara riil ? Teroris dan Intelijen itu, apakah bagaikan Tom dan Jerry ? (BKS0907310700)

Tinggalkan komentar

Filed under Tak Berkategori

Mencegah munculnya teroris

Mencegah munculnya teroris (Siapa yang teroris ? Siapa yang otaknya dicekoki ?) Hewan, sekecil apapun, bila kehidupannya terancam, akan melakukan tindakan perlawanan apa pun yang bisa ia lakukan. Manusia pun, bila kehidupannya terancam akan melakukan tindakan perlawanan apa pun yang bisa ia lakukan. Mereka-mereka yang diklasifikasikan, dikategorikan sebagai teroris, sebagai pelaku teror bom, karena diteror, diintimidasi, diuber-uber, dikejar-kejar terus menerus, akan melakukan tindakan perlawanan apa pun yang bisa ia lakukan. Teror bom, bom bunuh diri hanyalah salah satu aksi perlawanan yang ia lakukan, karena kehidupannya sudah sangat kritis, sangat terancam kelangsungannya. Pertumpahan darah merupakan fenomena (alam dan sosial) yang diprogramkan Allah sejak awal (simak QS 2:30). “Allah telah mentakdirkan dan apa yang dikehendakiNya” (HR Muslim dari Abi Hurairah, dalam “Riadhus Shalihin” Imam Nawawi). “Allah menghendaki, tak ada kekuatan selain dengan Allah” (QS 18:39). Keras lawan keras, teror kontra teror tidak akan menyelesaikan masalah. Kutuk-mengutuk pun tak akan menyelesaikan masalah, bahkan akan memperparah keadaan. Kekerasan melahirkan kekerasan (Yudi Latif : “Terorisme : Anak kandung Kekerasan”, KORAN TEMPO, Sabtu,, 12 Agustus 2003, hal 6). Apa yang dinamakan terror oleh George Bush, Tony Blair, John Howard dan pendukungnya adalah aksi kontra terror, aksi menantang, melawan anti terorisme. Aksi anti terorisme ini dilakukan oleh pendukung Palestina Merdeka. Sedangkan aksi teror dlakukan oleh pendukung Zionisme Israel. Slama tindakan brutal dilakukan oleh Zionis Israel dan pendukngnya terhadap Palestina Merdeka, maka aksi anti terorisme akan tetap dilakukan ole pendukung Palestina Merdeka. Aksi anti terror hanya dapat dihentikan, bilamana Amerika Serikat dan sekutnya berhenti mendukung kebrualan Zionis Israel, tak membiarkan Zionis Israel berbuat semena-mena terhadap Palestina Merdeka. Aksi anti terror tak dapat dibasmi dengan dengan menyingkirkan Taliban, AlQaaeda, Osama bin Laden, Hambali, Imam Samudera, Saddam Husein, dan lain-lain. Amerika Serikat dan sekutunya memandang bahwa dengan melenyapkan mereka itu persoalan selesai. Ternyata semakin banyak aksi anti terror ditumpas, semakin marak aksi anti terror. Para ahli dan praktisi ilmu sosial seyogianya urun rembuk menemukan solusi bagaimana caranya agar mereka-mereka yang dituding sebagai dalang teroris tidak lagi terancam kehidupannya, dan segera meninggalkan aktivitasnya yang berhubungan dengan bom-membom. Para ulama, kiyahi, ajengan, ustadz, da’i, muballigh secara berjama’ah mengkaji Qur:an dan Hadits, menemukan solusi Islam bagaimana caranya agar mereka-mereka yang dituding sebagai dalang teroris tidak terancam kehidupannya dan segera meninggalkan aktivitasnya yang berhubungan dengan bom-membom. Teroris legendaries dari Venezuela, Illich Ramirez Sanchez yang popular disebut Carlos adalah orang kaya. Carlos pernah kuliah di Moskwa. Ia meninggalkan kemewahan, mati-matian berkiprah dalam dunia terorisme. Begitu juga later belakang anggota kelompok Baader-Meinhof di Jerman Barat, Brigate Rose di Italia, atau Sekigun di Jepang. Para analis seperti Anthony Storr menyatakan, pelaku terror umumnya penderita psikopat agresif, yang kehilangan nurani, kejam dan sadistis. Kelompok psikopat agressif bisa melakukan terror sekedar untuk terror, terror qua terror, menciptakan sensasi dengan kekejaman. Kaum anarkis, nilistis, dan revolusisoner melakukan terror untuk mengubah tatanan dunia yang penuh ketimpangan dan ketidakadilan. Penganjur utamanya adalah tokoh Rusia dari abad ke-19, Mikhail Bakunin. Mereka ingin menghancurkan dunia yang ada dan menggantinya dengan tatanan baru yang penuh keadilan (KOMPAS, Sabtu, 18 Juni 2009, hal 3, “Teror Puncak Kekerasan”). Filosof Barat, Joseph Pierre Proudhon mencetuskan revolusi kiri dengan kredonya “Destruam et aedificabo. Hancurkan lalu bangun” (SABILI, No.01, Th.X, 25 Juli 2002, hal 35, “Saatnya Revolusi Islam”). Menurut Tan Malaka, revolusi itu hanya bisa timbul pada saat krisis, pada saat adanya pertentangan, pertempuran, pergolakan antara Orde Yang-Lama yang tak sanggup lagi mengatur, dan Orde Yang-Baru, yang sudah sanggup berkorban sebesar-besarnya (“Dari Penjara ke Penjara”, III, 1948:34). Organisasi teroris ekstrim kiri Italia, Brigade MERAH (Brigate Rossa) diresmikan berdrinya pada 1970. Pendirinya Renato Curcio dengan membentuk kelompok diskusi berhaluan kiri. Kelompok teroris sayap kiri Jerman Barat, Sempalan Tentara MERAH (Rote Armen Fraktion), Baader-Meinhof berdiri pada 1968. Pemimpinnya Andrea Baader (1943-1977) dan Ulrike Meinhof (1934-19986). Orgaisasi Pembebasan Palestna (Munazzarat atTahrir Filistiniyah), PLO berdiri pada 1964, bertujuan menciptakan negara Palestina yang sekuler dan demokrasi, dengan usaha menyingkirkan Israel. Tentara MERAH Jepang (Sekigunbu) dibentuk pada 21 Oktober 1961 oleh mahasiswa Universitas Kyoto dan Universitas Meiji. Dipimpin oleh Tokaya Shiomi dan Fusako Shigenobu. Semula stigma teroris itu disandangkan kepada kelompok MERAH, kelompok Marxis, kelompok kiri yang meresahkan kapitalis. Kini stigma teroris disandangkan kepada kelompok Islam yang meresahkan kapitalis. Mayoritas teroris yang tetangkap polisi berasal dari Jawa, “besar dan matang” dalam lingkungan Jawa. Mereka akan ngamuk jika terus-menerus didesak adan diinjak. Ini salah satu karakter dari Werkuduro (Bima), Pandawa Lima. Mereka sudah tak punya pilihan ngalah dan ngalih. Satu-satunya pilihan, mereka harus ngamuk, perang habis-habisan melawan AS, dengan melakukan pengeboman bunuh diri (suicide bombing). Bagi mereka, penjajah Rusia dan Amerika adalah orang kafir yang harus diperangi. Penjajah Amerika sangat kuat dan punya outlet-outlet ekonomi dan budaya. Outlet-outlet ini harus dihancurkan. Bagi mereka, Islam itu harus tegak dengan label Islam lengkap dengan atributnya (H Bambang Pranowo : “Orang Jawa Jadi Teroris”, SEPUTAR INDONESIA, Sabtu, 23 Juni 2007, hal 6). Pelaku terror itu sekuler, sangat kejam dan berani, sekjaligus juga pengecut. Pelaku terror tak kenal Tuhan, akhirat dan moral. Pelaku terror takut mati. Pelaku jihad syahid) kenal Allah, akhirat dan akhlaq Pelaku jihad (syahid) siap mati. Pembunuh ada yang ahli surga dan ada pula yang ahli neraka. Begitu pula korban pembunuhan ada yang ahli surga dan ada pula yang ahli neraka. Ada yang membunuh dan yang terbunuh masuk neraka. “Jika ada dua orang muslim berhadapan dengan pedang masing-masing, maka yang membunuh dan yang dibunuh keduanya dalam neraka”. Sesungguhnya yang terbunuh juga berniat akan membunuh lawannya (HR Bukhari, Muslim, dalam “alLukluk wal Marjan” Muhammad Fuad Abdul Baqy, hadis no.1238, “Riadhus Shalihin” Imam Nawawi, Pasal “Niat Iklas”. Ada yang membunuh dan yang terbunuh masuk surga. “Allah tertawa pada kedua oang, yang satu membunuh yang lain dan keduanya masuk surga. Yang pertama berperang fi sabilillah lalu terbunuh, kemudian yang membunuh diberi tobat oleh Allah, lalu berjihad, sehingga terbunuh mati syahid” (HR Bukhari, Muslim dari Abu Hurairah, idem, hadis no.1834, idem). Pelaku jihad (be a good Moslem or die as syuhada) dipandang sebagai orang-orang bodoh yang sudah dicuci otaknya, mengalami brainwashing sehingga mudah percaya akan imng-iming bidadari di surga (Simak pandangan sinis dari orientalis Amerika Serikat, Washington Irving, yang sangat benci terhadap Islam, yang dijadikan acuan, dalam “Sejarah Hidup Muhammad” Muhammad Husein Haekal, terbitan Tintamas, Jakarta, 1984:693). Model pencegahan teroris menurut mantan Komandan Densus 88, Suryadarma Salim adalah dengan memperlakukan mereka sebagai warganegara (Tayangan TVOne, Rabu, 22 Juli 2009, 0700-0800, 2000-2100). Diperlukan penegakan keadilan dan HAM. Memberikan mereka pekerjaan, kata AM Hendrprioyono, mantan intelijen. Dulu diisukan komunis merupakan bahaya laten. Kini diisukan Islam Wahabi merupakan biang teroris (Simak pernyataan AM Hendropriyono, dalam wawancara dengan Karni Ilyas d TVOne, pada Rabu, malam Keis, 29 Juli 2009). Catatan : Selama kaum Muslimin belum memiliki kekuasaan politik secara riil, apa saja yang dilakukan oleh kaum Muslimin, baik secara perorangan (infardiah) dan secara kolektif (berjama’ah) ? Dan apa juga kaum Muslimin melakukan upaya-upaya untuk memiliki kekuasaan politik secara riil ? Teroris dan Intelijen itu, apakah bagaikan Tom dan Jerry ? (BKS0907310700)

Tinggalkan komentar

Filed under Tak Berkategori

KeTERANGan yang belum TERANG atas nama Noordin M Top

Rabu, 2009 Juli 29 MEDIA TANDZIM AL QO’IDAH INDONESIA KETERANGAN RESMI TANDZIM AL QO’IDAH INDONESIA ATAS AMALIYAT JIHADIYAH ISTISYHADIYAH DI HOTEL JW. MARRIOT JAKARTA اَلْحَمْدُ ِللهِ مُعِزِّ اْلإِسْلاَمِ بِنَصْرِه، وَمُذِلِّ الشِّرْكِ بِقَهْرِه، وَمُصَرِّف اْلأُمُور بِأَمْرِه، وَمُسْتَدْرِجِ اْلكَافِرِيْنَ بِمَكْرِه، اَلَّذِي قَدّرَ اْلأَيَّامَ دُولاً بِعَدْلِه، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مَنْ أَعْلَى اللهَُ مَنَارَ اْلإِسْلاَمِ بِسَيْفِه. أمَّا بعد Ini adalah keterangan resmi dari Tandzim Al Qo’idah Indonesia untuk ummat Islam dengan Amaliyat Jihadiyah Istisyhadiyah di Hotel JW. MARRIOT Jakarta, pada hari Jum’at pagi, tanggal 17 juli 2009 M./24 Rojab 1430 H. yang dilakukan oleh salah satu ikhwah mujahidin terhadap “KADIN Amerika” di Hotel tersebut. Sesungguhnya telah sempurna pelaksanaan Amaliyat Istisyhadiyah dengan karunia Allah dan karomah-Nya setelah melakukan survey yang serius dan pengintaian yang mendalam terhadap orang-orang kafir sebelumnya. Dan sungguh benar firman Allah : öNn=sù öNèdqè=çFø)s? ÆÅ3»s9ur ©!$# óOßgn=tGs% 4 $tBur |Mø‹tBu‘ øŒÎ) |Mø‹tBu‘ ÆÅ3»s9ur ©!$# 4’tGu‘ 4 u’Í?ö7ãŠÏ9ur šúüÏZÏB÷sßJø9$# çm÷ZÏB ¹äIxt/ $·Z|¡ym 4 žcÎ) ©!$# ìì‹ÏJy™ ÒOŠÎ=tæ ÇÊÐÈ (سورة الأنفال : 17). “Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”. (QS. Al Anfal : 17). Ini juga sesuai dengan firman Allah Ta’ala : öNèdqè=ÏF»s% ÞOßgö/Éj‹yèムª!$# öNà6ƒÏ‰÷ƒr’Î/ öNÏdÌ“øƒä†ur öNä.÷ŽÝÇZtƒur óOÎgøŠn=tæ É#ô±o„ur u‘r߉߹ 7Qöqs% šúüÏZÏB÷s•B ÇÊÍÈ (سورة التوبة : 14). “Perangilah mereka, niscaya Allah akan menghancurkan mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman”. (QS. Attaubah : 14). Agar ummat ini mengetahui bahwasanya Amerika, khususnya orang-orang yang yang berkumpul dalam majlis itu, mereka adalah para Pentolan Bisnisman dan Inteljen di dalam bagian ekonomi Amerika. Dan mereka mempunyai kepentingan yang besar dalam mengeruk harta negeri Indonesia dan pembiyaan tentara kafir (Amerika) yang memerangi Islam dan kaum muslimin. Dan kami akan menyampaikan kabar gembira kepada kalian wahai ummat Islam, bi idznillahi Ta’ala dengan mengeluarkan cuplikan-cuplikan film dari Amaliyat Istisyhadiyah ini insya Allah. Dan kami beri nama Amaliyat Istisyhadiyah ini dengan : “SARIYAH DR. AZHARI”. Kami ber-Husnu Dhon kepada Allah bahwa Allah akan menolong kami dan menolong kaum muslimin dalam waktu dekat ini. الله أكبر ولله العزة ولرسوله والمؤمنون Amir Tandzim Al Qo’idah Indonesia Abu Muawwidz Nur Din bin Muhammad Top Hafidzohullah KETERANGAN RESMI DARI TANDZIM AL QO’IDAH INDONESIA ATAS AMALIYAT JIHADIYAH ISTISYHADIYAH DI HOTEL RIZT CALRTON JAKARTA اَلْحَمْدُ ِللهِ مُعِزِّ اْلإِسْلاَمِ بِنَصْرِه، وَمُذِلِّ الشِّرْكِ بِقَهْرِه، وَمُصَرِّف اْلأُمُور بِأَمْرِه، وَمُسْتَدْرِجِ اْلكَافِرِيْنَ بِمَكْرِه، اَلَّذِي قَدّرَ اْلأَيَّامَ دُولاً بِعَدْلِه، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مَنْ أَعْلَى اللهَُ مَنَارَ اْلإِسْلاَمِ بِسَيْفِه. أمَّا بعد Ini adalah keterangan resmi dari Tandzim Al Qo’idah Indonesia untuk ummat Islam dengan Amaliyat Jihadiyah Istisyhadiyah di Hotel Rizt Calrton Jakarta, pada hari Jum’at pagi, tanggal 17 juli 2009 M./24 Rojab 1430 H. yang dilakukan oleh salah satu ikhwah mujahidin terhadap antek-antek Amerika yang berkunjung di Hotel tersebut. Sesungguhnya Allah menganugerahkan kepada kami jalan untuk menyerang Hotel termegah yang dimiliki oleh Amerika di Ibukota Indonesia di Jakarta, yaitu Rizt Calrton. Yang mana penjagaan dan pengamanan di sana sungguh sangatlah ketat untuk dapat melakukan serangan seperti yang kami lakukan pada kali ini. (#rã�x6tBur t�x6tBur ª!$# ( ª!$#ur çŽö�yz tûïÌ�Å3»yJø9$# ÇÎÍÈ (سورة ال عمران : 54). “Mereka membuat Makar dan Allah pun membuat Makar. Dan Allah itu Maha Pembuat Makar”. (QS. Ali Imron : 54). Adapun sasaran yang kami inginkan dari amaliyat ini adalah : 1. Sebagai Qishoh (pembalasan yang setimpal) atas perbuatan yang dilakukan oleh Amerika dan antek-anteknya terhadap saudara kami kaum muslimin dan mujahidin di penjuru dunia 2. Menghancurkan kekuatan mereka di negeri ini, yang mana mereka adalan pencuri dan perampok barang-barang berharga kaum muslimin di negeri ini 3. Mengeluarkan mereka dari negeri-negeri kaum muslimin. Terutama dari negeri Indonesia 4. Menjadi pelajaran buat ummat Islam akan hakikat Wala’ (Loyalitas) dan Baro’ (Permusuhan), terkhusus menghadapi datangnya Klub Bola MANCESTER UNITED (MU) ke Hotel tersebut. Para pemain itu terdiri dari para salibis. Maka tidak pantas ummat ini memberikan Wala’nya dan penghormatannya kepada musuh-musuh Allah ini 5. Amaliyat Istisyhadiyah ini sebagai penyejuk dan obat hati buat kaum muslimin yang terdholimi dan tersiksa di seluruh penjuru dunia Yang terakhir ….. bahwasanya Amaliyat Jihadiyah ini akan menjadi pendorong semangat untuk ummat ini dan untuk menghidupkan kewajiban Jihad yang menjadi satu-satunya jalan untuk menegakkan Khilafah Rosyidah yang telah lalu, bi idznillah. Dan kami beri nama Amaliyat Jihadiyah ini dengan : “SARIYAH JABIR” الله أكبر ولله العزة ولرسوله والمؤمنون Amir Tandzim Al Qo’idah Indonesia Abu Mu’awwidz Nur Din bin Muhammad Top Hafidzohullah Diposkan oleh BUSHRO di 05:57 1 komentar Langgan: Entri (Atom)

Tinggalkan komentar

Filed under Tak Berkategori